Impotensi pada pria sering juga disebut sebagai disfungsi ereksi, yaitu hilangnya kemampuan seorang pria dalam mengontrol fungsi seksualnya. Artikel kami ambil berdasarkan keterangan dari seorang dokter spesialis alat reproduksi yang bertujuan sebagai informasi saja. Kami tetap menyarankan untuk tidak mengobati masalah sendiri. Ketika gejala impotensi ini muncul segeralah konsultasikan dengan dokter.
Impotensi adalah suatu kondisi patologis yang menyebabkan hilangnya kemampuan fisiologis penis untuk melakukan ereksi atau mempertahankannya dalam jangka waktu tertentu yang cukup untuk hubungan seksual. Impotensi ini dari sudut pandang medis biasa disebut disfungsi ereksi.
Pria yang mengalami gangguan fungsi seksual atau bahkan sampai menderita disfungsi ereksi akan selalu berusaha dengan segala cara untuk menyembuhkan dan mengatasi ketidakmampuan seksual mereka ini. Beberapa dari mereka bahkan sampai mencoba cara-cara pengobatan yang sebenernya tidak masuk akal.
Hal ini bisa dimaklumi karena mereka tidak mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang apa itu ganguan fungsi seksual, impontensi atau disfungsi ereksi. Ini disebabkan karena sebagian besar dari pria yang mengalami gangguan fungsi seksual cendrung selalu diam dan merahasiakan kondisi kesehatan mereka tersebut.
Padalah jika mereka mau sedikit terbuka dan berkonsultasi dengan dokter spesialis, ternyata ada banyak informasi yang bisa mereka dapatkan tentang berbagai cara pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan seksual tersebut.
Perlu diketahui bahwa sejumlah mekanisme organik, neurogenik, vaskular dan psikogenik yang tidak disengaja terlibat dalam terjadinya impotensi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ereksi adalah proses fisiologis yang sangat kompleks, untuk mencapai ereksi yang maksimal harus melibatkan seluruh rantai reaksi berturut-turut.
Biasanya, bagi pria normal untuk membawa penisnya ke keadaan ereksi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, prosesnya memakan waktu kurang dari satu menit. Peluncuran kaskade reaksi neurohumoral didasarkan pada impuls saraf dari struktur subkortikal atau kortikal otak.
Penyebab terjadinya impotensi
Ereksi merupakan kejadiannya menyebabkan pelepasan zat aktif biologis hormonal, yang menyebabkan relaksasi sfingter sinus vena penis. Hasil dari ini adalah stimulasi aliran darah ke penis dengan peningkatan panjang, ketebalan dan konsistensi yang mengeras.
Nah, adapun kemampuan untuk mempertahankan penis tetap dalam keadaan keras dan tegang ini tergantung pada banyak faktor, capek, lelah dan stres juga bisa mempengaruhi kemampuan ereksi, akan tetapi dalam kebanyakan kasus ditentukan oleh karakteristik individu masing-masing.
Disfungsi ereksi dapat terjadi pada hampir semua pria dan semua tingkatan usia, ini bisa dikarenakan murni merupakan gangguan terhadap fungsi seksual, atau akibat dari penyakit bawaan lainnya seperti jantung, diabetes dan stroke. Inilah yang menjadi dasar klasifikasi tingkat impotensi. Adapun jenis utamanya adalah:
Imptensi organik, ini dikarenakan terjadinya pelanggaran perilaku atau ketidak mampuan atas pelaksanaan gairah atau dorongan seksual. Artinya pria tersebut masih memilik ketertarikan dan hasrat seksual, tetapi realisasinya dalam bentuk ereksi tidak terjadi;
Impotensi psikogenik adalah hilangnya kemampuan tubuh dalam pembentukan impuls yang menggairahkan, proses ini sangat dibutuhkan dalam peluncuran kemampuan ereksi;
Impotensi campuran adalah kombinasi terhadap gangguan mekanisme organik dan psikogenik yang menyebabkan disfungsi ereksi. Kondisi seperti ini paling sering terjadi, karena keduanya saling berhubungan satu sama lainnya.